Kelompok Pengendara Motor Goblok

Jakarta sekarang berada dalam keadaan bahaya. Bukan karena bencana alam. Bukan pula karena invasi ISIS yang akan gue ributkan disini, tetapi karena kelakuan sekelompok pengendara motor berpikiran sempit. Kelompok ini gue namakan Kelompok Pengendara Motor Goblok, atau bisa disingkat menjadi KPMG. Sengaja gue singkat menjadi KPMG agar terdengar catchy seperti nama salah satu Kantor Akuntan Publik papan atas. Nggak penting.

Kelompok Pengendara Motor Goblok adalah segelintir oknum pengendara motor yang sering menyebabkan kemacetan di jalan. Mereka akan muncul ketika sebuah jalur dalam suatu jalan tersendat. Ulah mereka biasanya akan dimulai oleh seorang “pemimpin rombongan” yang melihat peluang untuk menyalip rombongan mobil dan motor di depannya dengan melewati jalur yang berlawanan arah. Pemimpin KPMG akan melaju terus, kemudian diikuti “anak buah“nya, sampai mereka tidak bisa menyalip lagi karena sudah bertemu dengan rombongan mobil dan motor yang berlawanan arah.

Bingung dengan cerita di paragraf atas? Untuk memudahkan memahami kelakuan KPMG, berikut disajikan ilustrasi seadanya.

Ilustrasi bagaimana KPMG (dilingkari merah) melakukan kejahatan lalu lintas.

Gambar sebelah kiri menunjukkan kondisi jalan yang kondusif di kedua jalur. Yah, walaupun ada barisan motor di bagian tengah, tapi kedua jalur masih bisa dilalui dengan lancar. Sedangkan gambar sebelah kanan menunjukkan bagaimana KPMG menghambat jalur yang berlawanan arah sehingga menimbulkan kemacetan dan kepadatan yang lebih lagi. Karena kegoblokan, keegoisan, dan kesewenang-wenangan mereka, waktu tempuh perjalanan pulang gue menjadi lebih lama dari yang seharusnya.

Jadi, sudah bisa membayangkan bagaimana kampretnya kelakuan KPMG ini? Sudah bisa merasakan bagaimana dongkolnya gue yang berada di jalur motor sebagaimana mestinya (barisan motor sebelah kiri)? Beberapa kali terbersit di pikiran gue ketika bertemu KPMG di jalan untuk mendoakan supaya mereka keserempet kendaraan lain. Tapi rasanya gue terlalu jahat. Keserempet lalu ketabrak lebih pantas.